Bagaimana Mengelola Risiko Operasional di Era Digitalisasi Keuangan

pengelolaan risiko operasional secara efektif sangat penting di tengah transformasi digital yang terjadi

1/13/20253 min read

100 us dollar bill
100 us dollar bill

Di era digitalisasi keuangan yang semakin berkembang, perubahan besar terjadi dalam cara perusahaan dan lembaga keuangan beroperasi. Pemanfaatan teknologi memberikan peluang besar, seperti akses data besar, transaksi real-time, dan peningkatan efisiensi operasional. Namun, perubahan ini juga membawa tantangan baru, khususnya dalam hal risiko operasional. Risiko operasional mencakup ancaman terhadap proses internal, sumber daya manusia, teknologi, dan sistem yang dapat mempengaruhi kelancaran operasional perusahaan. Oleh karena itu, pengelolaan risiko operasional secara efektif sangat penting di tengah transformasi digital yang terjadi.

Apa Itu Risiko Operasional?

Risiko operasional merujuk pada potensi kerugian yang timbul akibat kegagalan dalam proses internal, sistem, sumber daya manusia, atau peristiwa eksternal yang tidak dapat diprediksi. Dalam dunia digitalisasi keuangan, risiko operasional semakin kompleks seiring dengan ketergantungan yang lebih besar pada teknologi dan sistem yang saling terhubung. Ketika sistem atau perangkat ini mengalami gangguan atau serangan siber, risiko yang ditimbulkan bisa sangat merugikan. Meski teknologi membawa berbagai keuntungan, ia juga membuka celah bagi risiko yang perlu diwaspadai.

Tantangan Risiko Operasional di Era Digitalisasi Keuangan

  1. Kegagalan Teknologi dan Infrastruktur
    Penggunaan sistem teknologi yang canggih dan terintegrasi meningkatkan risiko kegagalan sistem yang dapat menghentikan operasional perusahaan. Gangguan teknologi dapat terjadi karena berbagai faktor, mulai dari kerusakan perangkat keras hingga kesalahan pemrograman. Ketergantungan yang semakin besar pada teknologi yang tidak dapat diprediksi semakin meningkatkan kerentanannya.

  2. Serangan Siber dan Keamanan Data
    Serangan siber merupakan ancaman utama dalam dunia digital yang dapat menyebabkan kerugian finansial signifikan serta merusak reputasi perusahaan. Perusahaan di sektor keuangan sering menjadi target utama karena menyimpan data sensitif. Phishing, malware, ransomware, dan peretasan adalah beberapa jenis serangan yang dapat merusak integritas data serta mengganggu layanan.

  3. Kehilangan Akses atau Kegagalan Sistem Pembayaran
    Dalam dunia digitalisasi keuangan, sistem pembayaran berbasis elektronik sangat penting untuk kelancaran operasional. Kegagalan atau ketidakmampuan untuk mengakses sistem ini dapat mengganggu transaksi dan merusak kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Sistem pembayaran terpusat rentan terhadap kegagalan teknis.

  4. Kepatuhan terhadap Regulasi
    Transformasi digital dalam sektor keuangan mewajibkan perusahaan untuk mematuhi regulasi yang semakin ketat terkait dengan perlindungan data pribadi, keamanan informasi, dan transaksi elektronik. Mengabaikan regulasi ini dapat menimbulkan risiko hukum dan denda besar. Selain itu, perubahan regulasi yang cepat dapat mempersulit perusahaan dalam menyesuaikan prosedur.

  5. Kesalahan Manusia
    Meskipun teknologi dapat meminimalkan kesalahan manusia, risiko tetap ada dalam keputusan yang diambil individu, terutama saat mengoperasikan sistem digital yang kompleks. Kesalahan dalam pengelolaan data, transaksi, atau implementasi kebijakan dapat menyebabkan kerugian yang tidak diinginkan.

Strategi Mengelola Risiko Operasional di Era Digitalisasi

  1. Penguatan Infrastruktur Teknologi dan Sistem
    Untuk meminimalkan risiko terkait kegagalan teknologi, perusahaan perlu memperkuat infrastrukturnya, termasuk pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak secara rutin. Menguji ketahanan sistem terhadap beban tinggi dan memiliki rencana pemulihan bencana yang jelas sangat penting. Sistem yang mampu mendeteksi gangguan secara otomatis juga dapat membantu mengurangi dampak kegagalan.

  2. Keamanan Siber yang Terintegrasi
    Melindungi data dan sistem perusahaan dari serangan siber menjadi kunci dalam mengelola risiko operasional. Perusahaan harus menerapkan kebijakan keamanan siber yang komprehensif, seperti enkripsi data, autentikasi multi-faktor, dan firewall canggih. Pengawasan berkelanjutan terhadap jaringan sangat penting untuk mendeteksi dan mencegah ancaman lebih awal.

  3. Peningkatan Kesiapan dan Ketahanan Sistem Pembayaran
    Sistem pembayaran yang handal dan aman sangat vital dalam sektor keuangan. Untuk itu, perusahaan harus memastikan sistem pembayaran dapat menangani volume transaksi tinggi dan tetap beroperasi meskipun terjadi gangguan. Teknologi blockchain atau sistem terdistribusi bisa menjadi pilihan untuk memperkuat ketahanan sistem pembayaran.

  4. Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
    Kesalahan manusia masih menjadi faktor penting dalam risiko operasional. Oleh karena itu, perusahaan harus rutin memberikan pelatihan kepada karyawan mengenai penggunaan sistem teknologi dan prosedur yang berlaku. Budaya manajemen risiko yang baik juga perlu dikembangkan agar karyawan dapat memahami dan mengelola risiko lebih efektif.

  5. Mematuhi Regulasi dan Standar Keamanan
    Agar terhindar dari risiko hukum, perusahaan perlu selalu mengikuti regulasi yang berlaku di industri keuangan. Menjalin hubungan baik dengan regulator dan mengikuti standar keamanan akan membantu menghindari sanksi. Audit kepatuhan reguler juga dapat membantu memastikan perusahaan tetap memenuhi kewajiban hukum.

  6. Penggunaan Teknologi untuk Manajemen Risiko
    Di era digital, teknologi seperti analitik prediktif dan kecerdasan buatan (AI) dapat membantu perusahaan mengelola risiko operasional. Dengan memanfaatkan teknologi ini, perusahaan bisa memantau dan menganalisis potensi risiko secara real-time, memungkinkan tindakan mitigasi yang lebih cepat dan tepat sasaran.

  7. Rencana Pemulihan Bencana dan Kontinuitas Bisnis
    Rencana pemulihan bencana dan kontinuitas bisnis harus menjadi bagian integral dari strategi manajemen risiko. Prosedur yang jelas untuk mengatasi gangguan operasional akibat bencana alam, kesalahan sistem, atau serangan siber sangat penting. Rencana tersebut harus mencakup pemulihan data, pengalihan operasi, dan komunikasi darurat.

Kesimpulan

Mengelola risiko operasional di era digitalisasi keuangan memang penuh tantangan, namun juga memberikan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan ketahanan dan efisiensi. Dengan menerapkan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengurangi dampak risiko operasional, melindungi data dan sistem, serta memastikan kelangsungan operasional yang stabil. Pada akhirnya, pengelolaan risiko yang efektif memungkinkan perusahaan untuk berkembang dalam dunia digital yang semakin kompleks.